Tidak perlu melarangnya tertawa sebab tertawanya mereka tentu berdasar pemahaman mereka
Jadi ketika mereka tertawa biarkan saja..
Tak usah merasa terhina ketika mereka menertawaimu, ikhlaskan saja
ketika kita ditertawai, Krn barangkali kita mmg pantas untuk ditertawai,
boleh jadi kita mmg lebay, Itu kan mmg kemungkinan yg sangat mungkin
dan tentu tdk aneh.. Krn kita manusia yg secara umum memiliki sifat itu
namun tingkat ke lebay-an kita tentulah berbeda2 dan bertingkat2.. dan
ketika kamu ikhlas ditertawai sbnrx itu adalah cara yg baik untuk
memahami dirimu dimana letak bahan tertawaan yg ada padamu
boleh jadi ketika kau tdk menerima ditertawai dan melawannya justru kau membuat dirimu semakin lebay. Mengikhlaskan bukan berarti solusi yg salah meski bisa sj salah, tergantung caramu memahami masalah.
Jangan menyesali kelebay-anmu, jangan juga menyalahkan kebodohanmu tapi merasa bersalah-lah jika kau tak mampu mengatasi dan memposisikan kebodohan itu...
Mereka yg pintar belum tentu benar dan kita yg bodoh belum tentu salah hanya takarannya saja yg membedakan itu dihadapan Tuhan Krn kepintaran bukanlah jaminan bhw dia adalah yg paling benar.
ARMANDAR
boleh jadi ketika kau tdk menerima ditertawai dan melawannya justru kau membuat dirimu semakin lebay. Mengikhlaskan bukan berarti solusi yg salah meski bisa sj salah, tergantung caramu memahami masalah.
Jangan menyesali kelebay-anmu, jangan juga menyalahkan kebodohanmu tapi merasa bersalah-lah jika kau tak mampu mengatasi dan memposisikan kebodohan itu...
Mereka yg pintar belum tentu benar dan kita yg bodoh belum tentu salah hanya takarannya saja yg membedakan itu dihadapan Tuhan Krn kepintaran bukanlah jaminan bhw dia adalah yg paling benar.
ARMANDAR