Jumat, 17 Juni 2022

BERFIKIR + BERDZIKIR

 Hidup itu adalah berpikir dan berdzikir

Segala apa yg kita lakukan harus serta merta berpikir dan berdzikir
Menurutku
Hidup ini adalah perjalanan, dalam perjalanan itu Tuhan sudah memberikan jalur kpd masing2 kita dan masing2 jalurnya berbeda2, jalur itu diartikan sebagai ujian, ujian itu berbeda2 tentunya untuk mengajak kita selalu berfikir bagaimana menghadapi ujian, jadi setiap masalah yg datang kpd kita jangan pernah kita anggap sebagai ketidak adilan Tuhan.. Jangan berpikir kok yg lain tidak susah seperti saya, kok yg lain ujiannya tidak berat seperti saya, Krn masalah yg dihadapkan kepada kita adalah cara Tuhan menguji kita agar kita berfikir dan Tuhanlah yg paling tahu kapasitas hambanya, Tuhanlah yg paling mengenal kita jadi tentunya Dia-lah pula yg paling tau seperti apa ujian yg selayaknya diberikan kpd kita...
Tuhan memberikan akal pikiran mmg untuk kita pakai berfikir sejauh mana kita menjalani hidup untuk sampai kepada Tuhan
Jadi dalam masalah itu ada banyak cara untuk mengatasinya, Tuhan memberikan pilihan kpd kita, nah disitulah akal pikiran berperan sebagai alat untuk kita memilih jalan kita masing2 dalam mengolah pikiran kita. Maka setiap cobaan yg dihadapkan kpd kita yakinlah bahwa semua itu datang dari Tuhan.. Jadi jangan langsung mengeluh, tapi hadapi dengan tenang, istighfar, berpikirlah untuk menunjukan ikhtiarmu kpd Tuhan, dan berdzikirlah sebagai bukti bahwa Tujuanmu hanyalah kepada Tuhan..
Satu lagi yg harus difahami oleh kita bahwa di dunia ini Tuhan menciptakan perbedaan, makanya knp perbedaan itu disebut fitrah. Nah dari perbedaan itu otomatis juga akan menimbulkan cara pandang yg berbeda pula, maka kita harus berusaha untuk tidak memaksakan pendapat kita dan selalu tetap mengupayakan diri agar selalu mampu menahan diri untuk tdk memaksakan pendapatnya kpd orang lain. krn cara pandang kita mmg berbeda2,.. dari perbedaan itu Tuhan mengajak kita berfikir, bagaimana seharusnya menghadapi perbedaan itu
oleh karna ada perbedaan maka jangan heran jika cara pandang kita pun berbeda2, yang terpenting tugas kita sebagai hamba adalah berikhtiar dan menghambakan diri kepada sang pencipta dan salah satunya adalah berfikir.
ini hanya sekedar pemikiran, perenungan diri.... wallahu a'lam...

Armandar 17062022

3+ Mengelola Keuangan Rumah Tangga dalam Islam, Insya Allah Bermanfaat!

 Bersikap sederhana adalah kunci mengelola keuangan rumah tangga dalam Islam


Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian saat sudah berkeluarga adalah tentang pengelolaan keungan. Termasuk cara mengelola keuangan rumah tangga dalam Islam.

Hal ini tentunya bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, namun juga bukan hal yang tidak terpecahkan. Mengelola keuangan rumah tangga memerlukan fokus dan ketelitian, dan kecerdikan.

Masa awal pernikahan adalah masa yang paling fundamental. Semakin lama keluarga berkembang, maka akan semakin banyak pula yang dihadapi.

“Seperti kebutuhan kesehatan, pendidikan anak, dan sebagainya. Masalah mengelola keuangan rumah tangga dalam Islam tentunya dapat mempengaruhi terciptanya keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah. Hal ini dikarenakan, tidak jarang konflik dalam keluarga muncul karena permasalahan ekonomi,” kata Erma Pawitasari, M.Ed, pemerhati keluarga dan Master Pendidikan dari Boston University.

Ada beberapa hal tenang mengelola keuangan rumah tangga dalam Islam, mencakup tentang kewajiban nafkah dan batas-batasnya agar dapat diketahui bagaimana Islam memberikan aturan yang bermaslahat bagi seluruh umat, bukan hanya bagi istri, suami, atau suami-istri saja.

Hak-Hak Istri terkait Keuangan

Hak-Hak Istri terkait Keuangan

Mengelola Keuangan Rumah Tangga yang Islami -1

Foto: Orami Phot Stock

Ada beberapa hal yang menjadi hak istri terkait keuangan. Berikut ulasannya.

  • Mahar: Sebenarnya tidak ada batasan besaran mahar, namun ini suami wajib memberikan sebagai hak istri yang boleh dibayar kontan atau cicil sesuai kemampuan. Allah SWT berfirman: “Berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya,”. (An-Nisa’ 4)
  • Nafkah. Allah SWT berfirman: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (An-Nisa’ 34). Sayyid Sabiq menjelaskan makna nafkah: mencukupi segala kebutuhan istri yang mencakup makanan, tempat tinggal, pelayanan dan obat (Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 2, Jakarta: al-I’tishom, 2011, hlm. 340). Apabila istri bekerja, maka hasil pekerjaannya merupakan hak istri. Istri boleh membelanjakannya untuk keluarga sebagai sedekah, namun tidak boleh dipaksa.

Hak-Hak Suami terkait Keuangan

Mengelola Keuangan Rumah Tangga yang Islami -2

Foto: Orami Photo Stock

Peran suami sebagai kepala rumah tangga, juga berhak mengelola keuangan tanpa harus mempertanggungjawabkannya kepada istri. Suami berkewajiban menafkahkan sebagian harta, bukan semuanya.

Allah SWT berfirman: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka,” (An-Nisa: 34)

Di sisi lain, justru istrilah yang wajib meminta izin untuk menggunakan harta suami yang tidak/belum diberikan kepadanya. Istri boleh bersedekah dengan harta suaminya jika tahu pasti suaminya rela.

Jika tidak, hukumnya haram. Ulama fiqih sepakat, zakat tidak boleh diberikan kepada ayah, kakek, ibu, nenek, anak dan cucu.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Kamu dan hartamu adalah miliki ayahmu.”

Dengan begitu, haram hukumnya istri melarang suami menafkahi orang tua atau adik-adiknya, sebab itu masih merupakan kewajibannya.

Berikut ini beberapa tips mengelola keuangan rumah tangga yang Islami seperti dirangkum dari Dalam Islam. Yuk simak!

1. Membuat Prioritas Keungan Keluarga

Mengelola keuangan dapat dimulai dari memahami kebutuhan keluarga. Misalnya tabungan, tagihan rumah, listrik, telepon, kesehatan, dan sebagainya.

Islam mengajarkan untuk mengelola keuangan dengan baik, karena harta dalam Islam adalah alat untuk dapat melaksanakan kehidupan yang lebih baik dan juga memberikan manfaat bagi umat.

Prioritas keuangan dalam Islam dimulai dari zakat atau sedekah, tabungan, hutang dan belanja kebutuhan rumah tangga.

Aturan zakat adalh untuk membersihkan harta sekaligus menjaga keseimbangan ekonomi. “Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup,” (QS. Maryam: 31)

2. Hemat dan Sederhana

Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Mereka meninggal tidak meninggalkan warisan yang banyak atau harta yang berlimpah, padahal mereka adalah para bangsawan kaya, memiliki jabatan tinggi di masyarakat namun tidak bermewah-mewah. Hidup sederhana bukan berarti miskin, tapi membatasi diri untuk tidak hidup berlebihan. Allah berfirman: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al A’raf : 31)

3. Mencatat dan Mengatur Cash Flow

Mencatat penghasilan dilakukan untuk memudahkan mengetahui berapa penghasilan yang diterima setiap bulannya. Pendapatan ini bisa dari gaji pokok, hasil bisnis sampingan, bonus, dan lain sebagainya.

Ini juga dipakai sebagai bahan evaluasi untuk pengelolaan keuangan selanjutnya.

4. Membuat Rencana Pengeluaran Bulanan dan Tahunan

Ini dilakukan secara rinci dan sesuai dengan kebutuhan. Untuk pengeluaran tahunan biasanya termasuk kebutuhan seperti pendidikan, kesehatan, membeli perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya.

Baca Juga: 5 Trik Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Satu Gaji

Mengelola keuangan rumah tangga dalam Islam memiliki dalil yang akan menghasilkan kemaslahatan.

sumber => https://www.orami.co.id/magazine/mengelola-keuangan-rumah-tangga-dalam-islam