Minggu, 05 Mei 2013

Kisah Nyata HALIFAH seorang wanita tangguh yg tak tersorot Kamera


“ HALIFAH “ Wanita Tangguh Yang Tak Tersorot Kamera.

TAUTAN SEBELUMNYA
"HALIFAH" tetangga belakang rumahku adalah sosok wanita tangguh yg tak tersorot kamera...
sebelum terbit fajar suara gaduh membangunkanku, seorang Wanita paruhbaya sdg bergegas dan masih sempat2nya mencuci sebelum mandi, padahal beberapa menit kemudian MOBIL PA’DOROS akan datang menjemputnya., tak lain itu semua untuk kedua anaknya RAHMAN dan RAHIM sang buah hati yg masih duduk di bangku SD. "oo... Arman... dgn logat khas HALIFAH yg agak cepat (dia memanggilku), '.. apari...?? (aku menyahut),.. rupanya dia ingin membeli buku gambar buat RAHIM sang buah hati krn kebetulan aku menjual Alat tulis (ATK). "..sa’apa..? (aku bertanya berapa).., mesamo (HALIFAH bilang satu aja), dia memberikan uangnya kpd-ku. Begitu besar perhatian seorang ibu buat anaknya.
Suara mobil terdengar, HALIFAH pun bergegas dan tak lupa membekali uang jajan kpd anaknya sebelum berangkat, mengingat HALIFAH pulangnya agak petang.
HALIFAH pun berangkat dengan semangat, dia menaiki mobil dimana teman-teman sesama PA’DOROS sdh menunggu.
selamat bekerja HALIFAH... semoga Tuhan membalas perjuanganmu yg sungguh mulia. 


"PA'DOROS" adalah istilah dalam bahasa Mandar/Bugis yang berarti (Buruh Tani Musiman yang biasanya banyak didatangkan saat musim panen tiba)

Sebuah cerita yang diambil dari kisah nyata, seorang Ibu yang begitu mulia bekerja banting tulang untuk menghidupi keluarganya. Dialah HALIFAH.
( Sekedar untuk diketahui sebelumnya cerita ini hanya iseng-iseng aja ketika aku melihat Halifah sedang “Mappati’ Ayu” aku langsung menyuruh ade’ku untuk memotretnya untuk meng-upload ke facebook tapi karna aku lihat kehidupan Halifah yg menarik jadi spontan aja aku pengen buat sinopsis kisahnya tapi ternyata kemarin ada teman yang sempat menanyakan bagaimana kelanjutan ceritanya jadi makanya sekarang aku mau lanjutin ceritanya ).
LANJUTAN CERITA SEBELUMNYA
HALIFAH JILID 2
Bagiku Halifah adalah termasuk sosok ibu yg kuat krn mungkin tidak banyak ibu yang mau dan mampu menyamai seorang Halifah, mulai dari mengurusi anak, mencari nafkah untuk keluarganya, sampai pekerjaan yg seharusnya dikerjakan laki-laki pun dia tak sedikitpun ada rasa gengsi untuk melakukannya padahal klo difikir dia masih mempunyai seorang suami yg jg masih bekerja sebagai “Panguma” sebuah istilah dlm bahasa mandar yg berarti “petani kebun”, tp karna dia tahu bhw itu mungkin tak mencukupi kebutuhannya sehingga dia enggan untuk berdiam diri di rumah.
Halifah sebelumnya berprofesi sebagai “Penjual Jepa” (salah satu makanan khas Mandar yg cukup diminati warga Lero baik dari kalangan suku mandar sendiri maupun dari masyarakat luar). Mengingat harga singkong yg mungkin agak meningkat maka Halifah beralih profesi menjadi seorang PA’DOROS.
Kini musim peralihan telah tiba, hujan yang disertai angin kencang dalam istilah masyarakat sekitar adalah “Musim Bara’ kenapa disebut musim bara’ yaitu krn musim itu angin datang dari barat sehingga disebut musim bara’, yang mana biasanya mendatangkan musibah bagi sebagian masyarakat, tp justru malah menjadikan kesempatan yg berbeda bagi seorang Halifah yaitu mencari kayu. Bagi masyarakat pesisir musim bara’ adalah musim dimana bagi sebagian masyarakat memaanfaatkan kesempatan untuk mencari kayu-kayu yang terbawa oleh arus ke pesisir pantai dan itu hampir bisa dibilang rutin terjadi pada setiap musim itu tiba.
Bagi masyarakat Lero mungkin adalah sebuah pemandangan yang biasa jika di musim bara’ ini banyak para penduduk yang memikul kayu hasil yg didaptkannya, bagi laki-laki biasanya ada dua atau tiga orang yang memikul batang kayu, bagi perempuan biasanya hanya memikul kayu-kayu kecil seadanya dan bagi yg kebetulan mendapatkan kayu yg banyak biasanya mereka mengangkutnya dengan gerobak.
Pada Suatu ketika, kala itu sy kebetulan baru pulang dari Masjid dan sdh hampir tiba dirumah, tiba-tiba di depan sy lewat seorang wanita dengan sekuat tenaga sedang memikul Kayu yg lumayan besar..., sungguh aku tdk menyangka rupanya si Halifah-lah yg telah begitu kuat memikul kayu tersebut. Sungguh pemandangan yg sangat miris bagiku. Dalam hatiku berkata, bukankah dia masih mempunyai seorang suami yg masih sehat bugar.., kemana dia, apakah begitu tega dia membiarkan istrinya memikul kayu sebesar itu, ataukah mungkin memang si Halifah-lah yg tak meminta bantuannya, ya mungkin saja karna aku lihat si Halifah memang sangat lincah dalam segala hal dan seringkali enggan meminta bantuan kepada suaminya.
Pagi itu.., sekitar jam 6.30 lagi-lagi Halifah menjadi orang nomer satu alias peserta pertama yg mengisi sumur di samping rumahku, padahal sebenarnya itu sudah waktu yg telat bagi seorang Halifah dimana dia biasanya lebih awal untuk mengerjakan rutinitas harian yg wajib baginya. Rupanya hari itu adalah hari libur kerja bagi teman-teman pa’doros namun meski libur kerja, Halifah tak mau menyia-nyiakan waktu untuk istirahat ataupun tidur lebih banyak melainkan dia masih mampu menyegerakan diri untuk bangun pagi, tak lain itu semua karna beliau menyadari tanggung jawab sebagai seorang ibu buat anak-anaknya.
Dengan lincah Halifah menimba air dan kemudian menyikat pakaian yg sebelumnya telah ditaburi deterjen. Dengan gerakannya yg cepat tak kulihat sedikitpun rasa cape’ dari raut wajahnya, dia masih saja terus menyikat-nyikat pakaian yg ada di depannya, aku fikir pasti sambil menggerak-gerakkan sikatnya di kepala Halifah masih terdapat berbagai rencana tentang aktifitas apalagi yg akan dilakukannya setelah itu, klo tidak memasak, mencuci piring, mengambil air bahkan mungkin dia lagi yg akan “mappati’ ayu” (dalam bahasa mandar yg berarti membelah-belah batang kayu menjadi beberapa bagian yg kemudian akan dijadikan kayu bakar), bisa jadi itu akan dilakukannya lagi tanpa sepengetahuan suaminya yg mungkin sedang beranjak ke kebun. sungguh benar-benar luar biasa perjuanganmu Halifah.
Dalam tiga hari ini aku tdk melihat Halifah, ke mana dia, Kenapa suaminya yg kini mengambil air..??, setelah tadi aku tanyakan sama kakakku, rupanya Halifah sedang sakit. Kasihan Halifah Semoga cepat sembuh ya Halifah...
Ini adalah sekelumit cerita pendek yang diangkat dari kisah nyata seorang Ibu yang begitu tangguh yg rela mengorbankan tenaganya untuk keluarga dan anak-anaknya.
Daripada Cuma online dan duduk di depan komputer, tak ada salahnya jika Kisah nyata ini saya muat di facebook dan untuk kita semoga menjadi inspirasi bagi para pembaca betapa hidup ini memang amatlah keras dan setidaknya menjadi cermin buat kita utamanya bagi diri saya pribadi untuk lebih giat bekerja dan tidak bermanja-manja, karna sy rasa bukan hanya di luar, sy yakin di sekitar kita masih terdapat Halifah-halifah yang lain... yang tak tersorot oleh kamera... semoga ini menjadi apresiasi bagi kita semua khususnya para Facebooker’s. “SALUTE TO HALIFAH”
(2 foto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar