Minggu, 04 Mei 2014

Kumpulan Berita dan Kisah Tentang Saudara Kita yg Akhirnya Memilih Islam

Professor Neurosains Masuk Islam Setelah Mengetahui Keajaiban Sujud




Kamis 29 Muharram 1434 / 13 December 2012 15:07



sujud 300x190 Professor Neurosains Masuk Islam Setelah Mengetahui Keajaiban SujudDR.FIDELMA O’Leary mendapatkan penghargaan Woman of Spirit tahun 2012. Ia adalah seorang Professor Biologi di Universitas St. Edward di Austin, Texas, AS.
Wanita asli Texas yang berprofesi sebagai Professor Neurosains di Universitas Texas ini, telah menemukan kedamaian dalam islam. Dr Fidelma, yang juga sebagai seorang Dokter Neurologi di sebuat rumah sakit di AS, terpukau ketika melakukan kajian terhadap syaraf-syaraf di otak manusia. Satu hal yang membuat dia terpukau adalah ketika mengetahui bahwa terdapat beberapa urat syaraf manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah agar bisa berfungsi secara normal.
Setelah mengadakan penelitian dengan seksama dan memakan waktu yang lama, Dr Fidelma akhirnya mendapati kenyataan bahwa urat-urat syaraf di otak itu tidak dimasuki darah kecuali bila seseorang sedang shalat, yakni ketika posisi sujud! Ternyata urat syaraf itu memerlukan darah hanya beberapa saat saja, yakni ketika seseorang shalat.
Setelah penelitian itu, Dr Fidelma mencari tahu tentang Islam, lewat buku-buku keislaman dan diskusi dengan rekan-rekannya yang Muslim. Dan akhirnya, dengan kesadaran penuh, Dr Fidelma mengikrarkan keislamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah SWT berkenan memberinya hidayah atau petunjuk pada iman. Keyakinannya pada agama Islam yang baru dianutnya itu demikian besar. Sekarang Dr Fidelma membuka klinik,”Pengobatan dengan Al-Qur’an”. Dia terus mengkaji pengobatan Islami dan memberikan pengobatan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan apa saja yang dianjurkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Saw, misalnya dengan berpuasa, madu, habbatussauda (jinten hitam), minyak zaitun, dan sebagainya.
Allah SWT berfirman:
“Dan apabila kamu menyeru untuk mengerjakan shalat, mereka menjadikannya (shalat itu) sebagai ejek-ejekan dan permainan. Yang demikian itu ialah karena mereka suatu kaum yang tidak berakal.” (Q.S Al Maidah: 58). [sm/islampos/resep/brbagaisumber]

sumber => http://www.islampos.com/professor-neurosains-masuk-islam-setelah-mengetahui-keajaiban-sujud-2-32490/







Rasyid Masuk Islam Setelah Tadinya Mengajak Teman Keluar dari Islam

Rabu 14 Syawal 1434 / 21 Agustus 2013 10:49



JTI Brother Rasheed Rasyid Masuk Islam Setelah Tadinya Mengajak Teman Keluar dari IslamNAMAKU Rasyid. Aku berasal dari Florida, Amerika. Usiaku 24 tahun. Aku masuk Islam pada Desember 2004, saat itu aku baru berumur 17 tahun. Saat ini aku bekerja sebagai tekhnisi lab mata.
Aku ingin bercerita tentang bagaimana aku masuk Islam, dan mungkin memberikan sedikit nasihat bagi mereka yang tengah mencari jalan hidupnya, insyaAllah.
Sama seperti anak gereja kecil lainnya, aku dibesarkan di Gereja Baptis daerah Selatan. Aku rajin mengunjungi gereja secara rutin, mempelajari injil dan melakukan pelayanan sehingga aku tahu kitabku. Aku tidaklah pintar, tetapi i untuk seorang anak berusia 13 hingga 17 tahun, aku cukup tahu agamaku.
Persepsiku Terhadap Islam
Sebelum memeluk Islam, aku sangat mengimani kepercayaan Kristen akan trinitas, sebagaimana seorang Baptis dari Selatan, dan aku sangat teguh dengan kepercayaan ini. Aku tidak mengetahui banyak tentang Islam, kupikir karena waktu itu bagaimana media memberitakan tentang Islam, sehingga aku tak ingin mengetahui Islam.
Jadi awalnya begini, ada seorang teman sekolah yang ingin berpindah agama, saat itu kami adalah teman baik. Dibesarkan di lingkungan Kristen, dan kemudian mengetahui bahwa seorang teman yang sama-sama bersekolah bersama meninggalkan agama yang kucintai, benar-benar membuatku terpukul.
Akhirnya aku menganggap hal itu secara pribadi seperti layaknya aku melakukan perang salib untuk membawanya kembali ke gereja, memberikannya kesaksian dan segalanya, tapi tanpa mengetahui apapun tentang agama yang ia anut sekarang.
Aku melakukan usaha terbaikku, dan akhirnya meneliti Islam sendirian dan dengan bertanya padanya juga. Akhirnya kami banyak melakukan diskusi, dan dia banyak mengajariku berbagai hal tentang Islam, dan aku? Aku tak dapat berkata apa-apa karena aku tak mengetahui sebelumnya, semua hal tampak masuk akal bagiku. Ketika hal ini berlangsung, misiku sebenarnya adalah membawanya keluar dari Islam, namun justru aku yang tertarik pada Islam.
Yaa, aku tidak pergi mencari kebenaran seperti kebanyakan orang. Tetapi kukira Allah menunjukkanku pada Islam dengan cara-Nya,
Awalnya, aku harus jujur bahwa hidupku belum sepenuhnya berubah karena masa lalu. Gaya hidupku tidak berubah banyak. Aku hanya menjalani ibadah-ibadah harian dan berhenti memakan babi. Namun alhmdulillah, aku tidak minum alkohol, sehingga aku tak perlu benar-benar meninggalkannya.  [sa/islampos/onislam]

sumber => http://www.islampos.com/rasyid-masuk-islam-setelah-tadinya-mengajak-teman-keluar-dari-islam-74801/

Sebuah Kejutan dari Brother Gino: Masuk Islam!

Senin 29 Jamadilawal 1435 / 31 Maret 2014 23:55


doc power daa’wa
ALLAHU Akbar! Saudara kita, Brother Gino, langsung dilimpahkanNya kejutan besar saat bersyahadat di ‘meja dakwah’ London.
newbrother1 Sebuah Kejutan dari Brother Gino: Masuk Islam!Gino adalah salah satu pemuda yang sedang mencari kebenaran Tuhan, Subhanallah… seorang brother muslim menerima Gino ketika ia langsung berjalan menuju meja dakwah Islam yang sederhana di pusat turis tersebut.  “Selama beberapa lama usai mempelajari banyak agama, sekarang saya sudah memahami kebenaran dan memutuskan untuk bershahada… Please take my shahada…” ujar Gino.
Setelah ia bershahadah, brothers menjelaskan tentang persaudaraan dalam Islam, Gino sangat antusias, dan tiba-tiba dua wanita paruh baya datang. Brother Gino serta merta ikut menjelaskan mengenai Islam dan menyatakan bahwa dirinya baru saja melafadzkan shahadah, menakjubkan penyampaian hal-hal Islami yang diterangkannya, kedua aunty memberikan bunga dan permen. Dua aunty itu pun turut bershahadah, masya Allah! Tambah satu lagi remaja datang, dengan fasihnya brother Gino menjelaskan tentang keislamannya serta aturan logis dalam rambu Islam, shahadah kembali terlantun dari remaja tersebut.
Alhamdulillah, brother di ‘power daa’wa’ memiliki berita bahwa minggu ini kita memiliki empat saudara baru lagi di UK, mari kita kencangkan tali ukhuwah dengan doa. Allahumma A’izzatal Islam wal Muslimin, wa Adzillassyirka wal Musyrikin aameen…
“Menakjubkan… Ia juga bergabung dengan kami untuk dakwah Sabtu ini. Kami meminta kepada Allah SWT  agar terus membimbing brothers sisters muallaf ini di jalan yang lurus…” harapan brother Ahmad-power daa’wa UK.
Barokallah!
(@bidadari_azzam, 24 Maret 2014)

sumber => http://www.islampos.com/sebuah-kejutan-dari-brother-gino-bidadari_azzam-102961/


Masuk Islam, Tokoh Pembuat Film Anti-Islam Janji Buat Film Islami

Jumat 22 Jamadilakhir 1434 / 3 Mei 2013 14:31


doorn 300x200 Masuk Islam, Tokoh Pembuat Film Anti Islam Janji Buat Film IslamiMANTAN anggota partai sayap kanan ekstrimis Belanda yang sebelumnya ikut serta dalam pembuatan film anti-Islam “Fitna,” dikabarkan telah berubah haluan. Ia akan menggunakan pengalamannya untuk membuat film internasional untuk memperlihatkan ‘wajah’ Islam sesungguhnya.
Menurut laporan On Islam pada hari Kamis (2/5), Arnoud van Doorn yang kini menjadi muallaf dalam percakapannya dengan Okaz Gazette mengatakan, “saya akan melakukan seluruh upaya untuk melayani Islam dan para pengikutnya di seluruh dunia. Saya juga akan menyebarkan pesan-pesan Nabi Muhammad SAW.”
Ia menjelaskan, “saya telah berjanji pada diri sendiri untuk mengganti segala tindakan yang telah saya lakukan terhadap Islam dan Rasulullah melalui film Fitna.”
Doorn menyesalkan partisipasinya dalam pembuatan film hinaan terhadap Islam. “Bagaimanapun, babak kehidupan saya ini telah berakhir, dan saya tidak ingin mengingat hal itu kembali,” ujar Doorn.
Politikus Belanda ini mengatakan bahwa film yang telah menimbulkan reaksi meluas ini merupakan tindakan kelompok ekstremis yang sepenuhnya salah, karena begitu banyak informasi salah di dalamnya yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan agama Islam.
Ia juga menyatakan bahwa ia akan menggunakan pengalamannya untuk membuat sebuah film internasional untuk mengentalkan karakteristik-karakteristik pribadi Rasul. [sm/islampos/sha/onislam]

sumber => http://www.islampos.com/masuk-islam-tokoh-pembuat-film-anti-islam-janji-buat-film-islami-56048/


Allahu Akbar! Satu Keluarga Jepang Ini Masuk Islam!

Kamis 26 Rabiulakhir 1435 / 27 Februari 2014 08:50


doc-convertIslam
jepunfam convertislm 490x302 Allahu Akbar! Satu Keluarga Jepang Ini Masuk Islam!ALLAHU Akbar! Seluruh anggota keluarga dari Jepang ini telah beralih ke ajaran Islam, betapa terbukti bahwa Allah Maha Berkehendak, Masya Allah…
Menakjubkan, ketika beberapa anggota keluarga telah terbuka pikirannya saat menerima kebenaran islam, mereka segera memberitahukan kepada seluruh keluarga.
Mereka merasa “harus menyampaikan” hakikat hidup di dunia fana ini, supaya keluarga terselamatkan dari adzab yang pedih, kita menyembah Allah, bukan dewa-dewi, bukan matahari, bukan cahaya bulan bintang,  sungguh apabila hidayahNya telah sampai di hati-hati nan bersih, maka kejadian seperti ini adalah hal biasa.
Hanya Islam yang diridhoi Allah, Dia Maha Berkuasa, Maha Berkehendak atas segala sesuatu di alam raya, maka saat mendekap hidayahNya, mari terus mantapkan hati, ucap syukur Alhamdullilah dan bersikap istiqomah!
Mari saling mendo’akan supaya kita berada dalam keteguhan di jalan Islam, aamiin… Barokallah! [Source: London Dawa'h movement, @bidadari_azzam, febr 2014]

sumber => http://www.islampos.com/satu-keluarga-jepang-ini-masuk-islam-bidadari-azzam-99553/


Father Mendoza Masuk Islam

Ahad 4 Rejab 1435 / 4 Mei 2014 07:10


MendozaFather 490x8711 Father Mendoza Masuk IslamMASYA Allah, Allahu Akbar! Ini adalah pemimpin besar (Pastor Katolik), beliau mengunjungi pusat saudara muslim kita di Toledo City.
“Saya berpikir bahwa kita akan memiliki Dialog Agama. Setelah berjam-jam saya hanya menjelaskan kesalahan dalam Alkitab itu, ternyata tiba-tiba ia memeluk Islam…” ujar brother Ahmad, Masya Allah!
Beliau sekarang bukan lagi penganut katholik, inilah saudara baru kita, brother Ahmad Mendoza.
Takbir menggema, ALLAHU AKBAR!
“Ya! Alkitab tidak masuk akal, seorang imam atau pendeta bahkan tidak bisa menjelaskan arti detail tentang trinitas yang tertera di dalam tulisan itu .. hal itu juga sebabnya saya membaca Quran dan saya yakin untuk kembali kepada al-Islam, alhumdulillah!” ujar salah satu brother muallaf lain, yang tadinya pengikut gereja tersebut pula.
Semoga Allah SWT melimpahkan sikap istiqomah padanya, memudahkannya dalam mempelajari agama Islam dengan lebih mendalam, aamiin, yaa Robbal ‘alamiin…
Barokalloh brothers and sisters in Islam!

(@bidadari_azzam, salam Ukhuwah! KL, malam 3 Mei 2014)
*Penulis adalah ananda dari bapak H. Muhammad Holdoun Syamsuri TM Moorsid dan ibunda Hj. Sahla binti H. Majid, kelahiran Palembang 19 Juni 1983, blogger sejak 2007, mantan pelajar berprestasi Indonesia. Ia merupakan supporter setia suami saat bertugas menyelesaikan projek IT SAP di berbagai negara, pembimbing para muallaf dengan aktif sebagai koordinator muslimah di Islamic-Centre Krakow, Poland. Sarjana Ilmu Komunikasi, ibu tiga jagoan, sahabat pendidik dan pengamat TKI, peserta kelas Quran Hadits di Ampang Putra-Kuala Lumpur. #PeduliKanker Saat ini aktif pula menjadi sukarelawan pengurusan jenazah muslimah.dll. Buku karyanya antara lain Catatan CintaNya di Krakow, Antologi “Indahnya Persahabatan” (2012), Sajak Mengeja Masa (Kumpulan Puisi)~2013. Silaturrahim di :Twitter ID : @bidadari_azzam, FB akun : Sry Bidadari Azzam Dua


sumber => http://www.islampos.com/father-mendoza-masuk-islam-bidadari_azzam-108328/


Maurice Bucaille, Memutuskan untuk Masuk Islam Setelah Meneliti Mumi Fir’aun

Sabtu 3 Muharram 1434 / 17 November 2012 15:24

bucaille1 268x300 Maurice Bucaille, Memutuskan untuk Masuk Islam Setelah Meneliti Mumi FiraunSUATU HARI di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Fir’aun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir. Tidak lama setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Fir’aun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta yang sangat meriah untuk  penyambutan kedatangan mumi Firaun.
Sesampainya di Prancis, mumi Fir’aun pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian oleh para ilmuanterkemuka dan para pakar dokterbedah juga otopsi di Prancis. Pemimpin ahli bedah sekaligus yang menjadi penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille.
Bucaille adalah seorang ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada tahun 1945 sebagai ahli gastroenterology. Dan, pada tahun 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.
Tidak hanya anggota keluarga Raja Faisal yang menjadi pasiennya, anggota keluarga Presiden Mesir kala itu, Anwar Sadat, diketahui juga termasuk dalam daftar pasien yang pernah menggunakan jasanya.
Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Fir’aun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.
Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan!. Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.
Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala Bucaille. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?
Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan ini akhirnya dia terbitkan dalam bentuk buku dengan judul ‘Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern’ dengan judul aslinya ‘Les momies des Pharaons et la midecine’.
Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaanumum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis.
Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ”Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini”.
Awalnya Bucaille mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil. Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat.
Namun salah seorang rekannya berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya.
Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.
Bucaille duduk semalaman memandang mayat Fir’aun dan terus memikirkan penyataan rekannya. Pernyataan itu masih terngiang-ngiang dibenaknya, pernyataan yang mengatakan bahwa Alquran telah membicarakan kisah Fir’aun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu.
Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu.
Ia berkata pada dirinya sendiri. ”Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?”
Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat. Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ”Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka”.
Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun.
Setelah perbaikan terhadap mayat Fir’aun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang mengembirakan Bucaille, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, kabar yang mengatakan bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin.
Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Fir’aun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Fir’aun diselamatkan dari laut.
Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: ”Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS Yunus: 92).
Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: ”Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini”.
Ia pun kembali ke Prancis dengan wajah baru, berbeda dengan wajah pada saat dia pergi dulu. Sejak memeluk Islam, ia menghabiskan waktunya untuk meneliti tingkat kesesuaian hakikat ilmiah dan penemuan-penemuan modern dengan Alquran, serta mencari satu pertentangan ilmiah yang dibicarakan Alquran.
Semua hasil penelitiannya tersebut kemudian ia bukukan dengan judul ‘Bibel, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Modern’. Judul asli buku dalam bahasa Prancis adalah ‘La Bible, le Coran et la Science’. Buku yang dirilis tahun 1976 ini menjadi best-seller internasional terutama di dunia Muslim dan telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di dunia.
Karyanya ini menerangkan bahwa Alquran sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, sedangkan Al-Kitab atau Bibel tidak demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya diragukan. [abudujanah/kisahmuallaf.com]

sumber => http://www.islampos.com/maurice-bucaille-memutuskan-untuk-masuk-islam-setelah-meneliti-mumi-firaun-27248/

SUBHANALLAH
KISAH NYATA : "PAPA, MAMA, RIO TUNGGU DI PINTU SURGA"
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Agnes adalah sosok wanita Katolik taat. Setiap malam, ia beserta keluarganya rutin berdoa bersama. Bahkan, saking taatnya, saat Agnes dilamar Martono, kekasihnya yang beragama Islam, dengan tegas ia mengatakan, “Saya lebih mencintai Yesus Kristus dari pada manusia!”
Ketegasan prinsip Katolik yang dipegang wanita itu menggoyahkan Iman Martono yang muslim, namun jarang melakukan ibadah sebagaimana layaknya orang beragama Islam. Martono pun masuk Katolik, sekedar untuk bisa menikahi Agnes. Tepat tanggal 17 Oktober 1982, mereka melaksanakan pernikahan di Gereja Ignatius, Magelang, Jawa Tengah.
Usai menikah, lalu menyelesaikan kuliahnya di Jogjakarta, Agnes beserta sang suami berangkat ke Bandung, kemudian menetap di salah satu kompleks perumahan di wilayah Timur kota kembang. Kebahagiaan terasa lengkap menghiasi kehidupan keluarga ini dengan kehadiran tiga makhluk kecil buah hati mereka, yakni: Adi, Icha dan Rio.
Di lingkungan barunya, Agnes terlibat aktif sebagai jemaat Gereja Suryalaya, Buah Batu, Bandung. Demikan pula Martono, sang suami. Selain juga aktif di Gereja, Martono saat itu menduduki jabatan penting, sebagai kepala Divisi Properti PT Telkom Cisanggarung, Bandung.
Karena Ketaatan mereka memegang iman Katolik, pasangan ini bersama beberapa sahabat se-iman, sengaja mengumpulkan dana dari tetangga sekitar yang beragama Katolik. Mereka pun berhasil membeli sebuah rumah yang ‘disulap’ menjadi tempat ibadah (Gereja,red).
Uniknya, meski sudah menjadi pemeluk ajaran Katolik, Martono tak melupakan kedua orangtuanya yang beragama Islam. Sebagai manifestasi bakti dan cinta pasangan ini, mereka memberangkatkan ayahanda dan ibundanya Martono ke Mekkah, untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
Hidup harmonis dan berkecukupan mewarnai sekian waktu hari-hari keluarga ini. Sampai satu ketika, kegelisahan menggoncang keduanya. Syahdan, saat itu, Rio, si bungsu yang sangat mereka sayangi jatuh sakit. Panas suhu badan yang tak kunjung reda, membuat mereka segera melarikan Rio ke salah satu rumah sakit Kristen terkenal di wilayah utara Bandung.
Di rumah sakit, usai dilakukan diagnosa, dokter yang menangani saat itu mengatakan bahwa Rio mengalami kelelahan. Akan tetapi Agnes masih saja gelisah dan takut dengan kondisi anak kesayangannya yang tak kunjung membaik.
Saat dipindahkan ke ruangan ICU, Rio, yang masih terkulai lemah, meminta Martono, sang ayah, untuk memanggil ibundanya yang tengah berada di luar ruangan. Martono pun keluar ruangan untuk memberitahu Agnes ihwal permintaan putra bungsunya itu.
Namun, Agnes tak mau masuk ke dalam. Ia hanya mengatakan pada Martono, ”Saya sudah tahu.” Itu saja.
Martono heran. Ia pun kembali masuk ke ruangan dengan rasa penasaran yang masih menggelayut dalam benak.
Di dalam, Rio berucap, “Tapi udahlah, Papah aja, tidak apa-apa.”
“Papah, hidup ini hanya 1 centi. Di sana nggak ada batasnya,” lanjutnya.
Sontak, rasa takjub menyergap Martono. Ucapan bocah mungil buah hatinya yang tengah terbaring lemah itu sungguh mengejutkan. Nasehat kebaikan keluar dari mulutnya seperti orang dewasa yang mengerti agama.
Hingga sore menjelang, Rio kembali berujar, “Pah, Rio mau pulang!”
“Ya, kalau sudah sembuh nanti, kamu boleh pulang sama Papa dan Mama,” jawab Martono.
“Ngga, saya mau pulang sekarang. Papah, Mamah, Rio tunggu di pintu surga!” begitu, ucap Rio, setengah memaksa.
Belum hilang keterkejutan Martono, tiba-tiba ia mendengar ‘bisikan’ yang meminta dia untuk membimbing membacakan syahadat kepada anaknya. Ia kaget dan bingung. Tapi perlahan Rio dituntun sang ayah, Martono, membaca syahadat, hingga kedua mata anak bungsunya itu berlinang. Martono hafal syahadat, karena sebelumnya adalah seorang Muslim.
Tak lama setelah itu ‘bisikan’ kedua terdengar, bahwa setelah adzan Maghrib Rio akan dipanggil sang Pencipta. Meski tambah terkejut, mendengar bisikan itu, Martono pasrah. Benar saja, 27 Juli 1999, persis saat sayup-sayup adzan Maghrib, berkumandang Rio menghembuskan nafas terakhirnya.
Tiba jenazah Rio di rumah duka, peristiwa aneh lagi-lagi terjadi. Agnes yang masih sedih waktu itu seakan melihat Rio menghampirinya dan berkata, “Mah saya tidak mau pakai baju jas mau minta dibalut kain putih aja.”
Saran dari seorang pelayat Muslim, bahwa itu adalah pertanda Rio ingin dishalatkan sebagaimana seorang Muslim yang baru meninggal.
Setelah melalui diskusi dan perdebatan diantara keluarga, jenazah Rio kemudian dibalut pakaian, celana dan sepatu yang serba putih kemudian dishalatkan. Namun, karena banyak pendapat dari keluarga yang tetap harus dimakamkan secara Katolik, jenazah Rio pun akhirnya dimakamkan di Kerkov. Sebuah tempat pemakaman khusus Katolik, di Cimahi, Bandung.
Sepeninggal Rio ...
Sepeninggal anaknya, Agnes sering berdiam diri. Satu hari, ia mendengar bisikan ghaib tentang rumah dan mobil. Bisikan itu berucap, “Rumah adalah rumah Tuhan dan mobil adalah kendaraan menuju Tuhan.”
Pada saat itu juga Agnes langsung teringat ucapan mendiang Rio semasa TK dulu, ”Mah, Mbok Atik nanti mau saya belikan rumah dan mobil!” Mbok Atik adalah seorang muslimah yang bertugas merawat Rio di rumah.
Saat itu Agnes menimpali celoteh si bungsu sambil tersenyum, “Kok Mamah ga dikasih?”
“Mamah kan nanti punya sendiri” jawab Rio, singkat.
Entah mengapa, setelah mendengar bisikan itu, Agnes meminta suaminya untuk mengecek ongkos haji waktu itu. Setelah dicek, dana yang dibutuhkan Rp. 17.850.000.
Dan yang lebih mengherankan, ketika uang duka dibuka, ternyata jumlah totalnya persis senilai Rp 17.850.000, tidak lebih atau kurang sesenpun. Hal ini diartikan Agnes sebagai amanat dari Rio untuk menghajikan Mbok Atik, wanita yang sehari-hari merawat Rio di rumah.
Singkat cerita, di tanah suci, Mekkah, Mbok Atik menghubungi Agnes via telepon. Sambil menangis ia menceritakan bahwa di Mekkah ia bertemu Rio. Si bungsu yang baru saja meninggalkan alam dunia itu berpesan, “Kepergian Rio tak usah terlalu dipikirkan. Rio sangat bahagia disini. Kalo Mama kangen, berdoa saja.”
Namun, pesan itu tak lantas membuat Agnes tenang. Bahkan Agnes mengalami depresi cukup berat, hingga harus mendapatkan bimbingan dari seorang Psikolog selama 6 bulan.
Satu malam saat tertidur, Agnes dibangunkan oleh suara pria yang berkata, “Buka Alquran surat Yunus!”. Namun, setelah mencari tahu tentang surat Yunus, tak ada seorang pun temannya yang beragama Islam mengerti kandungan makna di dalamnya. Bahkan setelah mendapatkan Al Quran dari sepupunya, dan membacanya berulang-ulang pun, Agnes tetap tak mendapat jawaban.
“Mau Tuhan apa sih?!” protesnya setengah berteriak, sembari menangis tersungkur ke lantai. Dinginnya lantai membuat hatinya berangsur tenang, dan spontan berucap, “Astaghfirullah…”
Tak lama kemudian, akhirnya Agnes menemukan jawabannya sendiri di surat Yunus ayat 49: “Katakan tiap-tiap umat mempunyai ajal. Jika datang ajal, maka mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak (pula) mendahulukannya”.
Beberapa kejadian aneh yang dialami sepeninggal Rio, membuat Agnes berusaha mempelajari Islam lewat beberapa buku. Hingga akhirnya wanita penganut Katolik taat ini berkata, “Ya Allah, terimalah saya sebagai orang Islam, saya tidak mau di-Islamkan oleh orang lain!”.
Setelah memeluk Islam, Agnes secara sembunyi-sembunyi melakukan shalat. Sementara itu, Martono, suaminya, masih rajin pergi ke gereja. Setiap kali diajak ke gereja Agnes selalu menolak dengan berbagai alasan.
Sampai suatu malam, Martono terbangun karena mendengar isak tangis seorang perempuan. Ketika berusaha mencari sumber suara, betapa kagetnya Martono saat melihat istri tercintanya, Agnes, tengah bersujud dengan menggunakan jaket, celana panjang dan syal yang menutupi aurat tubuhnya.
“Lho kok Mamah shalat,” tanya Martono.
“Maafkan saya, Pah. Saya duluan, Papah saya tinggalkan,” jawab Agnes lirih.
Ia pasrah akan segala resiko yang harus ditanggung, bahkan perceraian sekalipun. Martono pun Akhirnya Kembali ke Islam ...
Sejak keputusan sang istri memeluk Islam, Martono seperti berada di persimpangan. Satu hari, 17 Agustus 2000, Agnes mengantar Adi, putra pertamanya untuk mengikuti lomba adzan yang diadakan panitia Agustus-an di lingkungan tempat mereka tinggal.
Adi sendiri tiba-tiba tertarik untuk mengikuti lomba adzan beberapa hari sebelumnya, meski ia masih Katolik dan berstatus sebagai pelajar di SMA Santa Maria, Bandung. Martono sebetulnya juga diajak ke arena perlombaan, namun menolak dengan alasan harus mengikuti upacara di kantor.
Di tempat lomba yang diikuti 33 peserta itu, Gangsa Raharjo, Psikolog Agnes, berpesan kepada Adi, “Niatkan suara adzan bukan hanya untuk orang yang ada di sekitarmu, tetapi niatkan untuk semesta alam!” ujarnya.
Hasilnya, suara Adzan Adi yang lepas nan merdu, mengalun syahdu, mengundang keheningan dan kekhusyukan siapapun yang mendengar. Hingga bulir-bulir air mata pun mengalir tak terbendung, basahi pipi sang Ibunda tercinta yang larut dalam haru dan bahagia. Tak pelak, panitia pun menobatkan Adi sebagai juara pertama, menyisihkan 33 peserta lainnya.
Usai lomba Agnes dan Adi bersegera pulang. Tiba di rumah, kejutan lain tengah menanti mereka. Saat baru saja membuka pintu kamar, Agnes terkejut melihat Martono, sang suami, tengah melaksanakan shalat. Ia pun spontan terkulai lemah di hadapan suaminya itu. Selesai shalat, Martono langsung meraih sang istri dan mendekapnya erat.
Sambil berderai air mata, ia berucap lirih, “Mah, sekarang Papah sudah masuk Islam.”
Mengetahui hal itu, Adi dan Icha, putra-putri mereka pun mengikuti jejak ayah dan ibunya, memeluk Islam.
Perjalanan panjang yang sungguh mengharu biru. Keluarga ini pun akhirnya memulai babak baru sebagai penganut Muslim yang taat. Hingga kini, esok, dan sampai akhir zaman. Insya Allah.
=====================================
- (Profil Bapak Martono dan Ibu Agnes juga bisa disimak di Situs Pondok Pesantren Baitul Hidayat (http://baitulhidayah.org/profil-pewakaf/) yang merupakan wakaf dari mereka berdua) -
@ Keterangan photo : bapa martono dan ibu agnes ..
By : Muhammad Yasin
Diterbitkan oleh Tabloid Alhikmah edisi 32
Salam santun dan keep istiqomah ..
( Subhanallah || Semoga Bermanfaat )
Wallahu a'lam bishshawab,
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar